sang anak yang setiap hari merawatnya tidak menyadari jika ayahnya tewas terbakar di kamarnya sendiri yang berukuran 3x3 meter persegi.
pria yang biasa di sapa abah udin ini menajadi korban dalam kebakaran di kontrakan yang terletak di jalan mata air No 31 RT 06 LK II Dusun kebun jeruk,kelurahan pinang jaya,kecamatan kemiling,bandar lampung,rabu 19 april 2018 malam.
herianto (49),anak kandung koran,mengaku tidak ada firasat apa pun saat itu .
"tidak ada.semua baik-baik saja. tapi,memang beliau berwasiat jika berpulang ia ingin disemayamkan di dekat ibu,: kenang hari saat ditemui di rumah kontrakan, kamis, 19 april 2018.
heri menjelaskan,karena sang ayah menderita stroke,dialah yang merawatnya
"ayah saya stroke sudah empat bulan ini. jadi gak bisa apa-apa. cuma tangan kirinya yang berfungsi .itu pun hanya beberapa jari saja .jika dia membutuhkan bantuan .tapi,dengan isyarat .susah juga bicara karena stroke,"tuturnya.
heri menceritakan kisah sembelum kebakaran merenggut nyawa ayahnya.
seperti biasa,pagi itu sembelum berangkat bekerja ,heri memandikan,menyuapi,dan membersihkan kamar ayahnya
"pagi kayak gitu,saya bersihkan.ya maaf,buat berak kencing juga di kamar. jadi saya pel kamar itu biar gak bau . makan saya suapin. jadi pagi ,siang sore,saya sempatkan pulang .kalau kerja saya buruh bangunan ," kaa heri sembari menatap langit-langit.
sore itu, heri pulang agak telat.padahal,pukul 17.00 WIB adalah waktu ayahnya makan .
"ya sedikit telat ,ya lebih 10 menit saya bergegas pulang dan merawat ayah seperti biasa . tapi memang lapar ,jelas heri/
namun ,beberapa jam sembelum peristiwa tragis itu ,heri sempatkan berfoto bersama sang ayah dengan ponsel .
sembelum pergi,saya mencium kening pipi ayah. kemudian saya sedikit buka pintu dan kunci depan ucapanya .
pada 22.00 WIB, heri dan istrimya,nunung,pulang.namun, mereka kaget begitu melihat rumahnya sudah terbakar .
"tidak ada.semua baik-baik saja. tapi,memang beliau berwasiat jika berpulang ia ingin disemayamkan di dekat ibu,: kenang hari saat ditemui di rumah kontrakan, kamis, 19 april 2018.
heri menjelaskan,karena sang ayah menderita stroke,dialah yang merawatnya
"ayah saya stroke sudah empat bulan ini. jadi gak bisa apa-apa. cuma tangan kirinya yang berfungsi .itu pun hanya beberapa jari saja .jika dia membutuhkan bantuan .tapi,dengan isyarat .susah juga bicara karena stroke,"tuturnya.
heri menceritakan kisah sembelum kebakaran merenggut nyawa ayahnya.
seperti biasa,pagi itu sembelum berangkat bekerja ,heri memandikan,menyuapi,dan membersihkan kamar ayahnya
"pagi kayak gitu,saya bersihkan.ya maaf,buat berak kencing juga di kamar. jadi saya pel kamar itu biar gak bau . makan saya suapin. jadi pagi ,siang sore,saya sempatkan pulang .kalau kerja saya buruh bangunan ," kaa heri sembari menatap langit-langit.
sore itu, heri pulang agak telat.padahal,pukul 17.00 WIB adalah waktu ayahnya makan .
"ya sedikit telat ,ya lebih 10 menit saya bergegas pulang dan merawat ayah seperti biasa . tapi memang lapar ,jelas heri/
namun ,beberapa jam sembelum peristiwa tragis itu ,heri sempatkan berfoto bersama sang ayah dengan ponsel .
sembelum pergi,saya mencium kening pipi ayah. kemudian saya sedikit buka pintu dan kunci depan ucapanya .
pada 22.00 WIB, heri dan istrimya,nunung,pulang.namun, mereka kaget begitu melihat rumahnya sudah terbakar .
0 komentar:
Posting Komentar