kafetoto.com -Setahun sudah berlalu, kasus penganiayaan yang diterima seorang murid di sekolah YP Diponegoro Kisaran, terhadap guru.
Kasus ini menjadi perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
Oknum guru YP Diponegoro Kisaran berinisial AZ dilaporkan ke Polres Asahan karena diduga telah melakukan tindakan diskriminasi terhadap salah seorang murid perempuan berinisial TS gara–gara tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Setelah kejadian tersebut, diketahui bersama, Oknum Perwira Polisi AKP EP diduga telah melakukan penganiayaan terhadap seorang Guru Agama Islam yang mengajar di SMA Diponegoro Kisaran.
Zailani, M.PD.I. AKP EP seorang Perwira Polisi yang pernah menjabat Kasat Polairud Serdang Bedagai itu adalah orang tua dari siswa SMA Diponegoro Kisaran yang bernama TS.
Zailani mengalami luka di leher akibat cekikkan dan luka gores di dada akibat korban diseret-seret sejauh 50 meter dari kantor BP menuju kantor Kepala Sekolah SMA Diponegoro Kisaran yang dilakukan oleh AKP EP. togel online
Perwira Polisi itu tidak senang anaknya Salsabila yang tidak mengikuti kegiatan pesantren kilat yang dilaksanakan oleh sekolah mendapatkan teguran dari Zailani.
Atas peristiwa yang tidak kunjung selesai sudah setahun lamanya tersebut, pihak Kemendikbud melalui Kadarisman Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, menyambangi Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Jalan RA Kartini,
Kedatangan Kadarisman untuk dilakukannya mediasi terhadap kedua belah pihak. Dikarenakan kasus ini sudah merembet hingga kepengadilan Asahan.
"Kedatangan kami untuk melakukan mediasi terhadap keduanya, agar terciptanya kesepakatan yang tidak menimbulkan konflik di masyarakat," ucap Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud.
Diketahui oknum guru tersebut merupakan seorang pegawai non- PNS. Kedenpanya Kemendikbud sudah membuat sebuah peraturan yang akan mengawasi terkait kekerasan di sekolah.
"Permendikbud no 82 tahun 2015
Tentang pencegahan tindak kekerasan oleh tenaga pendidik,"
Pembentukan Permendikbud ini sudah berjalan hampir setahun lebih lamanya. Namun, sambungnya melalui sekolah-sekolah juga sudah disosialisasikan, tapi pihak sekolah yang masih tidak menjalankannya. bandar togel online
"Bukan hanya di Sumut ya, bahkan seluruh sekolah di Indonesia, juga tidak menerapkan dan kurang bersosialisasi untuk peraturan tersebut,"ujarnya.
Pembentukan tim juga akan dilakukan kedepannya, agar para tenaga pendidik biasa diawasi dan para murid juga bisa nyaman untuk menerima ilmu di sekolah.
"Harus dibentuk tim kekerasan terhadap pendidik melibatkan seluruh otoritas sekolah," katanya
Ia menambahkan, permasalahan yang timbul akibat kekerasan yang diterima di tiap-tiap sekolah akan menjadi pelajaran di Kementerian Pendidikan agen togel online
"Kami akan terus memantau, kami akan mencoba sejauh mana Permendikbud ini di sosialisasi ke sekolahb tau belum menerapkan Permendikbud ini," ujarnya.
Oknum guru YP Diponegoro Kisaran berinisial AZ dilaporkan ke Polres Asahan karena diduga telah melakukan tindakan diskriminasi terhadap salah seorang murid perempuan berinisial TS gara – gara tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Lalu Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara Abyadi Siregar memgatakan, tindakan kekerasan terhadap guru juga harus menjadi perhatian penegak hukum. Dikarenakan muridnya hanya menerima hukuman berupa ringan saat tidak mengikut kegiatan ekstrakurikuler.
"Saya rasa orang tua murid yang polisi itu juga harus dihukum lah, masa dia melakukan penganiayaan terhadap guru yang sampai diseret-seret begitu," ucap Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar.
Ia menuturkan, pemasalahan guru menerapkan hukuman kepada murid adalah persoalan yang wajar diterima tiap siswa.
"Kita rasa itu wajar kan, semua murid pasti menerima ini, yang jadi permalasahan kenapa orang tua murid tersebut langsung main pukul," ujarnya. bandar togel aman
Orang tua murid yang merupakan aparat penegak hukum, yaitu Polisi dinilai salah dalam Peristiwa tersebut, dikarenakan langsung menganiaya seorang guru.
0 komentar:
Posting Komentar